The name I loved
Tuban, 11 Mei 2012
Hari-hariku selalu sendiri….aku habiskan hari-hari ini
dengan penuh khayalan,aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan…..tidak ada
lagi teman, bermain, bahkan belajar bersama. Orang-orang yang aku cintai,
mereka pergi satu persatu.
Jika aku mengingat masa kecilku, aku
akan mengatakan “aku adalah anak yang paling bahagia didunia ini” aku tidak
mengenal sedih, bahkan aku jarang sekali menangis, walaupun ibu selalu
memarahiku, tapi aku selalu tersenyum jika mengingat masa-masa itu.
Sangat bertolak belakang dengan
sekarang. Jika aku mengingat masa kemarin ataupun hari ini, aku bisa menangis
bahkan lebih parah dari itu…..
Aku tidak ingin lagi bersedih,
menyesal itu adalah hal yang paling aku benci! Apa aku harus bisa menyesuaikannya?
Aku tidak bisa!
Cukup 3 orang yang aku cintai Engkau
ambil, aku tidak ingin kehilangan mereka…. Mereka tidak bisa digantikan oleh
orang lain. Mereka adalah hidupku, tempat aku menuangkan cerita, tempat dimana
aku bisa tertawa, tempat dimana aku diberi kasih sayang….
Pertama Engkau mengambil
nenekku…orang yang sangat menyayangiku, memperdulikanku, tempat dimana aku
menyandarkan diriku. Lambat laun aku bisa mengikhlaskannya. Aku ikhlas…..
Tapi kenapa Engkau mengambil orang
yang paling dekat denganku? Aku tidak bisa tertawa lagi…tawaku yang begitu
penuh arti kasih sayang sudah lama tak bisa aku rasakan….bahkan sampai
sekarangpun aku tidak bisa melupakannya. Aku masih ingat semua tentang dia, aku
menyayanginya ya Allah…….. kenapa Engkau mengambilnya? Tidak ada lagi tawanya,
candanya, cerita-cerita yang saling kami tuangkan. Tidak ada… aku selalu merasa
dia masih hidup, tapi aku tidak tahu dimana? Aku selalu merasa dia bermain
denganku, menemaniku tidur, ikut tertawa saat aku tertawa. …dimana dia ya
Allah???
Andai aku bisa memutar waktu… agar
aku bisa menghentikannya saat pergi,
atau hanya sekedar memberi pelukan hangat untuk terakhir kalinya. Namun aku
tidak tahu kalau itu adalah sebuah pamitan untukku, aku bodoh sekali, aku masih
bisanya tersenyum kepadanya, seharusnya aku menghentikannya!, aku ingin bertemu
dengannya lagi! Aku mohon ya Allah…………..
Orang yang selalu menasehatiku,
memberi ilmunya kepadaku, menyayangiku seperti anakknya, orang paling sabar
yang pernah aku kenal, orang yang paling mulia dalam hidupku, orang yang selalu
memotivasiku, orang yang selalu menyuruhku berfikir positif. Engkau ambil………
apa salahku? Dosa apa yang pernah aku lakukan? Aku menyanginya……. Sekarang
tidak ada lagi orang yang bisa memberiku semangat dalam hidup, tidak ada yang
bisa menasehatiku sesabar dia. Ini adalah penyesalan terbesarku, aku tidak bisa
melihatnya menghembuskan nafas terakhirnya, bahkan hanya sekedar melihatnya
untuk terakhir kalinya.
Mengapa
Engkau memberikan penyakit seganas itu menggerogoti hatinya yang paling
lembut???
Mengapa bukan aku saja? Hatiku tidak
sebaik dia? Apa tidak bisa menggantikannya? Dia terlalu baik untuk pergi……masih
banyak yang ingin aku lakukan bersamanya…
Ya Allah, apa Engkau membenciku? Aku
ingin bersama mereka, aku mohon ya Allah……….! Aku tidak ingin ada lagi yang
pergi, aku tidak ingin sahabat sebatang karaku pergi, aku tidak ingin orang
tuaku pergi, aku tidak ingin kakekku semata wayang pergi, aku tidak ingin
kakak-kakaku yang aku sayangi pergi, aku tidak ingin semua orang yang paling
aku sayang pergi. Cukup 3 ya Allah……… jangan mereka lagi, aku sudah tidak tahan
dengan penderitaan ini. Jika Engkau ingin mengambil mereka, ambillah saja aku!
Mereka terlalu baik untuk pergi. Aku menyayangi mereka melebihi diriku sendiri.
Kata-kata apalagi yang bisa aku utarakan ya Allah??? Aku
tidak ingin membuat penyesalan lagi, aku ingin melihat orang tuaku tersenyum
melihatku, memelukku dengan penuh kasih sayang, aku tidak ingin mengecewakan
mereka. Aku ingin membahagiakan mereka, aku ingin mereka bangga atas
keberhasilanku.
Mudahkanlah
hambamu kali ini ya Allah…. Karena ini adalah cerminku menuju masa depan… aku
akan berusaha setelah ini, aku tidak ingin membanggakan diri, aku tidak ingin
menyia-nyiakan waktu.
Saat aku melihat orang yang sukses, kata-kata yang ada
dalam fikiranku adalah “aku ingin menjadi dia, aku ingin lebih dari dia” tapi
mengapa begitu berat “semua perjuangan itu butuh pengorbanan” kata-kata itu
yang selalu membuat pertanyaan besar dalam fikiranku, apa aku sudah melakukan
pengorbanan itu? Ataukah pengorbanan itu kurang?
Apapun itu aku ingin merubahnya mulai sekarang, aku ingin
membahagiakan mereka, aku ingin melihat mereka tersenyum kepadaku, walaupun
sebagian aku tidak bisa melihatnya, tapi aku yakin mereka tersenyum
kearahku……….. aku pasti bisa!!!! Itu pasti!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar